Rabu, 04 Desember 2013

Teori Asam Basa


Teori Asam Basa



1.Teori Arrhenius (oleh Svante August Arrhenius)
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.
H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42–
Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH–

Asam : pengionan dalam air melepaskan ion H+
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O à H+ + Cl+ H2O
Basa : pengionan dalam air melepaskan ion OH-
contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NaOH + H2O à Na+ + OH- + H2O

Reaksi asam basa : Reaksi penetralan
·      Penggabungan ion H+ dan OHmembentuk air
·      Kation yang terikat pada OHdan anion yang terikat pada Hmembentuk senyawa ionik (garam)
HCl + NaOH à NaCl + H2O
     Asam    Basa       Garam    Air



2.Teori Bronsted Lowry (oleh Bronsted dan Lowry)
Dalam teori baru yang diusulkan tahun 1923 secara independen oleh Brønsted dan Lowry, asam didefinisikan sebagai molekul  atau ion yang menghasilkan H+ dan molekul atau ion yang menerima H+ merupakan partner asam yakni basa. Basa tidak hanya molekul atau ion yang menghasilkan OH-, tetapi yang menerima H+. Karena asam HA menghasilkan H+ ke air dalam larutan dalam air dan menghasilkan  ion oksonium, H3O+, air juga merupakan basa menurut definisi ini.
HA(asam) + H2O(basa) → H3O+(asam konjugat) + A- (basa konjugat)
Di sini H3O+ disebut asam konjugat dan A- adalah basa konjugat.  Namun, karena air juga memberikan H+ ke amonia dan menghasilkan NH4+, air juga merupakan asam, seperti diperlihatkan persamaan berikut:
H2O(asam) + NH3 (basa) → NH4+(asam konjugat) + OH- (basa konjugat)
Jadi air dapat berupa asam atau basa bergantung ko-reaktannya. Walaupun definisi Bronsted Lowry tidak terlalu berbeda dengan definisi Arrhenius, definisi ini lebih luas manfaatnya karena dapat digunakan ke sistem asam-basa dalam pelarut non-air.

Harga Kw =[H3O+][OH -] = 1,0 x 10-14; 1,2 x 10-14 dan 4,8 x 10-13 mol2dm-6, masing-masing pada temperatur 25oC, 0oC dan 100oC.

Pada swa-ionisasi, molekul air yang menyumbang ion hidrogen atau proton adalah suatu asam, dan yang menerima hidrogen adalah suatu basa. Pada proses sebaliknya ion hidronium (H+) bertindak sebagai asam dan hidroksida (OH -) adalah sebagai basa. Dua spesies yang berbeda formula oleh ion H+ dikatakan pasangan asam-basa konyugasi. Dalam contoh tersebut air adalah basa konyugasi dari ion H3O+, dan air adalah asam konyugasi dari ion OH -. Sifat suatu senyawa yang mampu bertindak sebagai asam atau sebagai basa disebut sifat amfiprotik.


Dasar teori: pertukaran proton (H+)
·   Asam: sebagai donor (pemberi) proton
·   Basa: sebagai akseptor (penerima) proton

Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
HCl  +  H2O à H3O+ Cl-
Asam    basa
H2O  +  NH3 à NH4+ + OH-
                       Asam    basa

Reaksi asam basa :
·      Reaksi perpindahan proton dari asam ke basa
·      Membentuk asam dan basa konjugasi
Asam kuat: basa konjugasi lemah
Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl  +  H2O  à  H3O+  +  Cl-
Asam1  basa1    asam2     basa2
-Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak  daripada basa konjugasinya
-Basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam konjugasinya
H2PO4-                        à     HPO42-
asam konjugasi             basa konjugasi
note:
Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry



3.Teori Lewis (oleh Lewis)
Asam menurut Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
Lewis mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan H.
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
  • Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
  • Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.

Asam adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron.
Basa adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron.




Dasar teori : pemakaian pasangan elektron bebas
Asam : menerima pasangan elektron bebas
Ex: H+, kation logam (Fe3+, Al3+)

Senyawa melibatkan unsur gol.III biasanya asam lewis kuat (membentuk ikatan kovalen koordinasi)
Basa :  memberikan pasangan elektron bebas
Ex: OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)

Reaksi asam basa :
·      Pemakaian bersama pasangan elektron (ex: pada ikatan kovalen koordinasi)
Ex: Reaksi BF3 (asam) dan NH3 (basa)
       Reaksi pembentukan senyawa kompleks
note:
Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa Lewis

Asam:
Ion H+ menyebabkan:
·   Mengubah warna lakmus biru menjadi merah
·   Memberi rasa asam
·   Bereaksi dengan logam dan basa
Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari:
Asam sitrat (pada jeruk dan anggur)
Asam asetat (cuka)
Asam askorbat (vitamin C)
Asam sulfat (air aki)

Basa:
·   Memberi rasa pahit
   Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari:
Natrium bikarbonat (Soda kue)
Amonia (untuk pupuk)
Natrium hidroksida (pada pembersih oven)

Gabungan asam dan basa : memberi rasa asin




Dari Posting yang saya buat, saya memiliki pertanyaan mengenai Teori asam basa ini, yaitu:
1. Bagaimana reaksi asam basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori Arhenius dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Lewis
2. Bagaimana cara menunjukkan bahwa reaksi BF3  +  F-  ------>  BF4merupakan reaksi asam basa menggunakan teori Lewis
3.  Mengapa pada proses swa ionisasi air merupakan basa konjugasi ion
H3O+ dan air pula yang menjadi asam konjugasi ion
OH -


2 komentar:

  1. jawaban saya :
    1. Untuk menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi ion:

    HCl ↔ H+ + Cl- NaOH ↔ Na+ + OH-

    NaCl ↔ Na+ + Cl- H2O

    Reaksi ion bersihnya adalah :

    H+ + OH-↔ H2O(l)

    2. BF3 adalah asam karena menerima pasangan elektron
    F- adalah basa karena memberi pasangan elektron
    b. Cu2+ adalah asam karena menerima pasangan elektron
    NH3 adalah basa karena memberi pasangan elektron

    untuk jawaban daripertanyaan nomor 3 saya tidak dapat menjawabnya

    BalasHapus
  2. Jawaban No.3 menurut saya karena Faktanya larutan bersifat asam maka dilarutkan di dalam air menghasilkan H+, bukan jenis zat yang dilarutkan di dalam air menghasilkan H+ maka asam. Begitu juga dengan basa.Air sebagai asam maupun basa. Satu molekul H2O berperan sebagai basa dan menerima H+ menjadi H3O+; H2O yang lainnya berperan sebagai asam dan melepaskan H+ menjadi OH-.Jadi air mengalami swa-ionisasi dengan menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida menurut persamaan reaksi berikut:

    H2O (l) + H2O (l) ↔ H3O+ (aq) + OH - (aq)

    Semoga Jawaban ini dapat membantu

    BalasHapus